Pengertian Hydraulic

January 02, 2019 rengo dez 1 Comments


HYDRAULIC


Hydraulic System adalah suatu system yang memanfaatkan cairan berupa minyak / oli yang bertekanan untuk menghasilkan gerakan, system hydraulic dapat kita temui disekitar kita, contoh yang simple adalah system pengereman pada motor / mobil. Pada dasarnya cara kerja system hydraulic adalah memanfaatkan tekanan minyak / oli untuk mendorong atau memindahkan sesuatu dari satu point ke point yang lain, contoh sederhana pada system pengereman mobil, pada saat pedal rem diinjak maka akan mendorong piston didalam master cylinder atas dan bergerak menekan / mendorong minyak rem dan minyak rem mendorong piston pada master cylinder rem bawah kemudian piston mendorong kampas rem dan kampas rem bergerak kearah disc brake sampai disc brake terjepit dan roda pada akhirnya berhenti.
Pada saat ini system hydraulic sangat banyak digunakan, pada kendaraan besar seperti dump truck yang memanfaatkan system hydraulic untuk mengerakan bak agar dapat terangkat keatas dan juga pada alat-alat berat, pesawat terbang, lift untuk pencuci mobil, dan masih banyak lagi.
System hydraulic dapat dipakai untuk mengangkat beban-beban yang sangat berat, system hydraulic akan terus bekerja dengan sempurna selama tidak ada udara yang terperangkap didalam system tersebut dan juga tidak ada kebocoran-kebocoran dan bagian dalam system yang tersumbat.   
Hydrostatic system adalah system yang menggunakan  pompa hydraulic dan motor hydraulic untuk mengirim tenaga ke tempat yang jauh.
Hydraulic tidak bisa terlepas dari dunia peralatan konstruksi, penanganan material dan juga alat-alat berat. Cylinder pada alat berat dengan berbagai jenis dan ukuran sangat memberikan makna yang sangat berarti pada buckets, blades, backhoe dan truck bed. Hydraulic motor menggerakan track, wheel, carbody dan conveyor. Brake, steering, transmission, suspension dan sebagian besar sistem pada kendaraan mengandalkan sistem hydraulic untuk tenaga dan pengaturannya.




A. DASAR-DASAR HYDRAULIC.

1. SIFAT-SIFAT FLUIDA.
            Sifat-sifat dasar dari Zat Cair / Fluida antara lain adalah :
a.        Mudah menyesuaikan bentuk, Zat Cair / Fluida dapat dengan mudah menyesuaikan bentuk pada segala tempat (container). Mengacu pada gambar 1.
b.       Zat Cair / Fluida tidak dapat dimampatkan.
c.        Zat cair / Fluida mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
d.       Zat cair / Fluida meneruskan tekanan ke semua arah.


Gambar 1-Fluida yang menyesuaikan bentuk.


Dari sifat-sifat fluida tersebut maka muncul hukum PASCAL, dan hukum ini akan banyak dipakai dalam suatu sistem hydraulic.

Hukum Pascal (1658)

"Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya".
Rumus hukum PASCAL :      F = P x A (Kg)
Dimana :          F = Force (gaya) Kg.
                        P = Pressure (tekanan) Kg / Cm2.
                        A = Area (luas penampang) Cm2.

2.      KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SISTEM HYDRAULIC DIBANDINGKAN      SISTEM MEKANIK.

Dalam sebuah sistem hydraulic akan didapat keuntungan-keuntungan bila dibandingkan dengan sistem mekanik, antara lain :
  1. Pemindahan gaya dan daya lebih besar.
  2. Pengaturan arah, kecepatan dan tekanan dapat dilakukan dengan mudah, sehingga gerakan bisa lebih teratur.
  3. Suatu pembalikan arah dengan cepat dapat dilakukan dengan mudah.
  4. Pemindahan gaya dapat dilakukan ke tempat yang jauh, yaitu dengan menghubungkannya menggunakan pipa atau hose, tanpa mengganggu sistem lainnya.
  5. Penempatan dan pengaturan komponen-komponen hydraulic lebih sederhana dan tidak diperlukan tempat besar.

Sedangkan kerugian-kerugiannya adalah :
  1. Bagian-bagian tertentu harus dibuat dengan sangat cermat.
  2. Karena gesekan didalam saluran-saluran bisa menyebabkan oli panas dan ini akan menyebabkan perubahan viskositas oli.
  3. Vibrasi / getaran dan penyusutan pipa-pipa dan hose karena tekanan dapat menyebabkan lepasnya sambungan-sambungan.
2. PRINSIP KERJA SISTEM HYDRAULIC.

Secara garis besar, sistem hydraulic mempunyai komponen-komponen utama, sebagai berikut :
  1. HYDRAULIC TANK (TANGKI HYDRAULIC) adalah sebagai tempat penampungan oli dari sistem. Selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli.
  2. HYDRAULIC PUMP (POMPA HYDRAULIC) sebagai pemindah oli dari tangki kedalam sistem dan bersama komponen lain menimbulkan hydraulic pressure (tenaga hydraulic).
  3. CONTROL VALVE untuk mengarahkan jalannya oli ketempat yang diinginkan.
  4. ACTUATOR sebagai pengubah tenaga hydraulic menjadi tenaga mekanik.
  5. MAIN RELIEF VALVE untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam hydraulic system, agar system sendiri tidak rusak akibat over pressure.

Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram-gram agar tidak ikut bersirkulasi kembali.
Dalam sebuah sistem hydraulic, terjadi perubahan tenaga dari hydraulis menjadi mekanis. Sebelum dirubah menjadi tenaga mekanis, besarnya aliran, arah aliran dan besarnya tekanan  didalam sistem hydraulis harus diatur agar didapatkan tenaga mekanis yang terkontrol arah geraknya, kecepatan geraknya ataupun besar tenaganya.
Dari komponen-komponen utama tersebut akan didapatkan suatu rangkaian hydraulic yang aliran olinya terkendali.


4. SIRKUIT DASAR OPEN AND CLOSE CENTER.

Dalam suatu system hydraulic, hubungan antar komponen-komponennya dibagi menjadi dua macam system, yaitu system open centre dan system close centre.
Saat itu ada dua jenis system hydraulic yang dikembangkan untuk dipakai diunit-unit alat berat.
A. OPEN CENTRE SYSTEM.
Bila control valve dalam keadaan netral, maka aliran oli disuplay oleh pompa langsung dikembalikan ketangki hydraulic lagi. Pada saat itu flownya maximum sedangkan pressurenya nol. Mengacu pada gambar 2.
Gambar 2-Gambar sirkuit dasar open centre system.

B. CLOSED CENTRE SYSTEM.
Bila control valve dalam keadaan netral, maka saluran dari pompa tertutup. Dengan demikian maka tekanan antara pompa dan control valve akan naik sampai batas tertentu, kemudian pompa berhenti mensuplay oli ke system. Jadi bila control valve netral (tertutup ditengah) maka pompa akan netral (tidak mensuplay oli).
Dalam hal ini bila control valve netral, maka pompa akan mensuplay oli sampai tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan, kemudian pressure tersebut dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja system konstan.
Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan piston bergerak sampai akhir langkah piston hydraulic cylinder. Dengan demikian maka tekanan system akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan maka suplay pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam system agar tetap pada tekanan maksimum system. Mengacu pada gambar 3.
Gambar 3-Sirkuit dasar close centre system.


5. OLI HYDRAULIC.

Oli yang digunakan adalah :
A. Engine oil (oli mesin)
B. Hydraulic oil (oli hydraulic)

A. Engine oil (oli mesin)
Oli mesin mempunyai viscosity (kekentalan) yang dinyatakan dalam SAE (Society of Automotive Engineering), dimana makin besar angkanya berarti oli mesin tersebut semakin kental. Contohnya ; SAE 10, SAE 20, SAE 30, dll. Viscosity oli yang tinggi akan menghasilkan gerakan implement (peralatan) menjadi seret dan membutuhkan tenaga tambahan untuk menggerakannya. Sedangkan viscosity oli yang rendah akan mengurangi kemampuan oli dalam melumasi yang akan menyebabkan kerusakan komponen dan juga meningkatkan kemungkinan kebocoran pada sistem. Suhu juga mempengaruhi viscosity oli, sehingga sangatlah penting untuk menggunakan oli dengan viscositas yang tepat untuk machine disesuaikan dengan dimana machine itu beroperasi.
Selain diklasifikasikan menurut kekentalannya, oli mesin juga diklasifikasikan menurut penggunaan dan mutunya. Klasifikasi ini dinyatakan dalam API (American Petroleom Institute), dimana urutannya menggunakan abjad dari A, dst. Semakin mendekati A berarti oli semakin baik, contoh :
            Untuk diesel engine digunakan kelas; CA, CB, CC, CD.
            Untuk gasoline engine digunakan kelas; SA, SB, SC, SD, SE, SF


 B. Hydraulic oil (oli hydraulic)
Pada oli hydraulic mempunyai kekentalan dan klasifikasi sebagaimana oli mesin, hanya tidak dinyatakan dalam angka SAE atau kode API service. Oli hydraulic mempunyai sifat-sifat :
1. Uncompressible (tidak mudah dimampatkan).
2. Fluidity (mudah mengalir).
3. Mempunyai sifat Fisika dan Kimia yang stabil.
4. Mempunyai sifat melumasi.
5. Mencegah terjadinya karat.
6. Mudah menyesuaikan dengan tempatnya.
7. Dapat memisahkan kotoran.
8. Mampu menyerap panas.

Kerusakan oli terjadi karena, antara lain :
a. Kontaminasi, kerusakan oli karena ada pengaruh dari luar oli tersebut.
b. Deteriorasi, kerusakan karena pengaruh dari dalam oli itu sendiri.

Terjadinya kerusakan pada kualitas oli akan menyebabkan kerusakan  pada komponen dan sistem akan terganggu.
B. HYDRAULIC SYSTEM PARTS.

Komponen-komponen sistem hydraulic yang umum digunakan adalah :
  1. Fluida, dalam hal ini oli.
  2. Tank.
  3. Filter.
  4. Pump.
  5. Control valve.
  6. Actuator.
  7. Line.
  8. Relief valve.
  9. Cooler.
  1. Fluida pada sistem hidraulic berfungsi untuk menyalurkan tenaga. Fluida digunakan karna sifat fluida yang tidak dapat dimampatkan (incompressible). Bila fluida dipompakan ke sistem maka gaya akan bekerja kesegala arah dengan sama besar. Fluida dapat menyesuaikan diri dengan tempat dimana ia tinggal maka fluida dapat mengalir ke segala arah dan kesaluran yang terbuka. Fluida yang digunakan umumnya adalah Oli. Mengacu pada gambar 5.
         
Gambar 5-Aliran fluida
 2.Tank berfungsi untuk :
    • Menyimpan oli.
    • Mendinginkan oli.
    • Memisahkan udara dengan oli.
Mengendapkan kotoran.
 
3.Filter berguna untuk menyaring oli, untuk mencegah kerusakan komponen akibat oli yang kotor dan memastikan sistem bekerja dengan benar. Lokasi dan jenis filter pada sistem hydraulic bisa berbeda-beda. Mengacu pada gambar 7.

4. Pump akan merubah tenaga mekanis menjadi tenaga hydraulis dalam bentuk aliran oli (flow). Prinsip operasinya disebut ”DISPLACEMENT” (volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle dari pump). Pump digerakan oleh tenaga dari luar, misalnya engine.
Hydraulic Pump diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
·         Non Positive Displacement (alirannya konstan tidak terpengaruh dengan adanya pressure.
·         Positive Displacement (alirannya sangat terpengaruh dengan adanya pressure), dibagi menjadi dua kategori ; Gear pumps dan Piston pumps.

Hydraulic pump dibagi menjadi dua type, yaitu :
·         Fixed Displacement Pumps, setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang sama dan tidak dapat dirubah-rubah.
·         Variable Displacement Pump, volume yang dihasilkan setiap putaran pompa (cycle) divariasikan.
Gear pump banyak digunakan pada sistem karena sangat sederhana dan ekonomis. Pump ini tergolong pump fixed displacement, gear pump digolongkan menjadi dua, yaitu :
·         Internal gear pump atau trochoid pump, menggunakan dua gear dalam satu housing, gear yang berukuran lebih kecil berada dalam gear yang berukuran besar, kedua gear berputar bersamaan arahnya.
External gear pump, menggunakan dua gear berukuran sama dalam satu housing, gear berputar berlawanan arah sambil membawa fluida untuk dialirkan.


5. Hydraulic control valve (katup pengontrol sistem hydraulic). Hydraulic pump menghisap oli dari tangki kemudian mensupply, aliran yang dihasilkan oleh positif displacement pump tersebut dinaikan tekanannya, diatur jumlah alirannya dan diatur arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit. Pengaturan dilakukan oleh Control valve. Mengacu pada gambar 9. Berdasarkan fungsinya control valve diklasifikasikan, menjadi tiga kelompok :
·         Pressure control valve (katup pengontrol tekanan). Katup yang mengatur tekanan dalam sirkuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan pada sirkuit mencapai setting pressure.
·         Flow control valve (katup pengontrol aliran). Katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang akan masuk ke actuator.
·         Directional control valve (katup pengontrol arah aliran). Katup untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hydraulic atau motor hydraulic dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
6. Actuator digunakan untuk merubah tenaga hydraulis kembali menjadi tenaga mekanis untuk menggerakan perlengkapan kerja. Mengacu pada gambar 10. Ada dua jenis actuator yaitu :
·         Hydraulic Cylinder, menghasilkan gerakan lurus, digunakan untuk menggerakan bucket, blade, booms dan implement lainnya. Terdiri dari ;  Single acting dan Double acting.
·         Hydraulic motor, menghasilkan gerakan putar digunakan untuk pergerakan machine, steering dan sistem lainnya.
7. Line (saluran oli) terdiri dari hose dan tube / pipa digunakan untuk tempat mengalirnya oli pada sistem. Hose bersifat fleksible, bisa menyerap getaran, mengurangi kebisingan dan mudah dibengkokkan dan dihubungkan. Sedangkan tube lebih kaku namun daya serap panasnya lebih baik

8. Relief valve atau pressure control valve berfungsi untuk membatasi tekanan pada sistem. Valve akan membuka saluran ke tangki apabila tekanan dalam sistem melebihi tekanan yang sudah ditentukan sehingga tekanan dalam sistem akan sesuai dengan yang diperlukan oleh sistem tersebut.


9. Cooler berfungsi untuk mendinginkan oli hydraulic. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan usia pakai komponen. 
Contoh system hydarulic yang digunakan pada Track Loader. Mengacu pada gambar 14. Komponen utamanya antara lain :
1.      Cooler.
2.      Pump.
3.      Lift Cylinders.
4.      Hydraulic tank.
5.      Tilt cylinder.
6.      Control valves
1.      Cooler untuk membuang panas dari oli sebelum masuk ke tangki dari system. Udara dari engine fan akan membantu mengeluarkan panas dari oli tersebut.
2.      Pump akan mengalirkan oli dari tangki menuju control valve.
3.      Lift Cylinders menerima oli dari control valve untuk menaikan atau menurunkan bucket.
4.      Hydraulic tank berfungsi sebagai tempat penampungan oli. Tangki dilengkapi dengan dua filter yang akan menyaring kotoran pada oli sebelum masuk ke tangki.
5.      Tilt cylinder menerima oli dari control valve untuk memposisikan bucket pada rack back dan dump.
6.      Control valves memungkinkan operator untuk menagatur lift dan tilt cylinder dengan cara mengalirkan oli ke saluran yang benar. Oli kembali dari cylinder melalui control valve dan cooler menuju tangki.
C. KONSEP PERUBAHAN TENAGA.

1.      Gear Train, system hydraulic harus menerima tenaga dari suatu sumber tenaga dan biasanya didapatkan dari tenaga mekanis putaran dari engine ataupun sumber lainnya. Mengacu pada gambar 15.
2.      Pump, pompa hydraulic merubah tenaga mekanis menjadi tenaga hydraulis berupa aliran oli.
3.      Valves, mengatur perpindahan tenaga hydraulis melalui system dengan cara mengatur jumlah dan arah aliran oli.
Actuator, merubah kembali tenaga hydraulis menjadi tenaga mekanis, baik berupa gerakan lurus ataupun gerakan memutar. Tenaga inilah yang dimanfaatkan untuk melakukan suatu pekerjaan
D. PERHITUNGAN KINERJA SISTEM.

Kecepatan actuator adalah merupakan fungsi dari (1) displacement / volume dan (2) flow rate / jumlah aliran oli dalam waktu tertentu. Apabila kedalam dua buah cylinder dengan displacement yang berbeda dialirkan oli dengan flow rate yang sama maka cylinder dengan displacement yang lebih besar akan bergerak lebih lambat dibandingkan cylinder dengan displacement yang lebih kecil. Bila flow rate / jumlah aliran dinaikan maka kecepatan actuator juga akan meningkat
E. HYDRAULIC TANK.

Terdapat dua type tangki yang digunakan pada sistem hydraulic, yaitu :
  1. Vented, dimana udara dalam tangki berhubungan dengan udara luar.
  2. Pressurized, bertekanan yaitu tertutup dan tidak langsung berhubungan dengan udara luar, mencegah kotoran dan kelembaban agar tidak masuk tangki.
Tekanan dalam tangki yang didapat secara alamiah seiring dengan kenaikan temperatur oli juga akan membantu mendorong oli masuk ke pompa untuk mencegah kavitasi.
Komponen-komponen Tangki Hydraulic :
  1. Fill tube assembly.
  2. Internal filters.
  3. Sight gauge.
  4. Return line.
  5. Drain plug.
  6. Pump outlet.
  7. Baffle plate.
  8. Breaker relief valve.
  9. Breather
F. ACCUMULATOR.

Accumulator adalah reservoir (tempat menampung) oli hydraulic yang bertekanan tinggi. Mengacu pada gambar 19. Ada tiga type accumulator, yaitu :
  1. Weighted.
  2. Spring.
  3. Gas charged.

 
Fungsi accumulator, oli bertekanan yang disimpan accumulator memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Mengimbangi perubahan aliran oli.
  2. Mempertahankan tekanan oli agar konstan.
  3. Menyerap kejutan.
  4. Menyediakan oli bertekanan dan aliran oli dalam keadaan darurat.
G. FILTER.

Filter menjaga oli hydraulic tetap bersih dengan cara menyaring contaminant yang akan merusak komponen. Filter memiliki mikron rating yang berbeda, semakin kecil ratingnya semakin kecil partikel yang dapat disaring
H. HYDRAULIC PUMP.

Pompa hydraulic berfungsi merubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis dalam bentuk aliran oli, bila aliran oli ini dihambat maka akan timbul tekanan. Walaupun pompa tidak langsung menghasilkan tekanan oli, pompa dirancang untuk bertahan terhadap tekanan yang diperlukan oleh system, umumnya semakin tinggi tekanan suatu system maka pompanya semakin kuat.
Ada  beberapa istilah yang digunakan untuk membahas berbagai type pompa hydraulic :
-          Positive displacement pump, mengacu pada pompa yang selalu menghasilkan aliran selama bekerja, pompa jenis ini banyak digunakan pada machine Caterpillar.
-          Fixed displacement pump, pompa yang dapat menghasilkan volume oli tetap untuk setiap putaran pompanya.
-          Variable displacement pumps, volume olinya dapat diatur sehingga jumlah alirannya dapat berbeda untuk setiap putaran pompa.
Bi-directional pumps, pompa yang dapat dibalik arah putarannya
-          Pressure compensated pumps, merupakan variable displacement pumps yang dilengkapi dengan alat pengatur yang dapat menyetel pump output untuk mempertahankan tekanan system sesuai dengan yang diperlukan.

Ada beberapa type pompa hydraulic, antara lain :
  1. Gear pump, merupakan fixed positive displacement pump dengan desain yang sederhana dan kuat, menjadikan pompa ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Cara kerjanya ; Drive shaft memutar drive gear, menyebabkan idler gear ikut berputar. Oli yang masuk melalui inlet port terjebak diantara gear dan housing akan terdorong keluar melalui outlet port.
  2. Vane pump, merupakan fixed positive displacement pump, pompa ini tidak tahan lama dan jalannya halus. Cara kerjanya ; Drive shaft memutar rotor, oli memasuki ruang antara dua vane dan housing lalu terdorong keluar melalui outlet port, vane pump terdiri dari cam ring, vanes dan slotted rotor.
Piston pump, dapat berupa variable atau fixed displacement tergantung rancangannya. Pompa ini biasanya digunakan pada load sensing, pressure compensated hydraulic system. Cara kerjanya ; Drive shaft dihubungkan dengan cylinder barrel, pada saat berputar piston akan bergerak keluar masuk dalam cylinder karena piston-piston itu terhubung dengan swashplate. Saat piston bergerak keluar dari barrel maka akan menghisap oli melalui inlet port, kemudian mengeluarkan oli melalui outlet port pada saat piston tersebut bergerak masuk ke barrel. Jumlah oli yang dipompakan akan tergantung pada posisi swashplate, bila swashplate pada posisi sudut maksimum maka jumlah oli yang dipompakan juga akan maksimum, pada posisi nol derajat maka tidak ada oli yang dipompakan

I. VALVE.

Semua system hydraulic menggunakan valve untuk mengerakan cylinder dan motor serta untuk mengatur tekanan dan aliran oli yang diperlukan system. Cara kerja valve ; Tipe yang sederhana dari valve adalah common gate valve (kran). Jumlah aliran diatur dengan cara memutar valve stem, valve ini juga akan merubah tekanan dalam sistem, bila valve dibukanya sedikit maka aliran akan terhambat dan menyebabkan perbedaan tekanan antara sebelum valve (upstream) dan setelah valve (down stream) atau disebut juga dengan efek orifice.


J. CONTROL VALVE.

1.      Directional control valve, berfungsi mengatur arah aliran oli. Contohnya ;
-          Selector valve, mempunyai spool yang bergerak maju mundur didalam valve bore, bagian spool yang berdiameter besar disebut land, yang akan menutup atau membuka aliran oli. Pada beberapa spool terdapat throttling slot untuk mengalirkan oli secara bertahap menuju system. Groove disekeliling land digunakan untuk tempat oli yang melumasi spool.
-          Check valve, dapat diklasifikasikan kedalam directional atau flow control valve. Fungsi utamanya adalah untuk mengalirkan oli hanya kesatu arah. Cara kerja ; Tekanan oli dari pompa akan mampu menekan spring sehingga menyebabkan piston bergerak dan mengalirkan oli menuju implement, tetapi apabila oli dengan tekanan yang sama besar dengan tekanan pompa mengalir dari implement maka tekanan oli tersebut ditambah tekanan spring akan menahan piston agar tetap menutup.
-          Make up valve, sejenis check valve yang memungkinkan oli mengalir dari tangki menuju actuator pada saat tekanan oli pada tangki lebih besar dari tekanan pada actuator (terjadi kevakuman pada cylinder). Cara kerja ; Make up valve terdiri dari check valve dan light spring, bila tekanan oli dan mengalirkan oli ke sistem.
-          Quick drop valve, lebih rumit dibanding make up valve digunakan pada track type tractors menengah dan besar. Valve ini terletak antara cylinder dan implement control valve dan normally closed, valve ini digunakan untuk mencegah agar tidak terjadi kavitasi pada cylinder.

1.      Flow control valve, mengatur jumlah aliran oli yang akan memasuki system, sering digunakan untuk mengatur kecepatan gerak actuator atau untuk membagi aliran antara dua sirkuit atau lebih. Cara kerja ; Besar aliran yang melewati valve tergantung dari ukuran orifice, perubahan aliran yang melewati orifice akan menghasilkan perubahan tekanan pada sisi upstream dari orofice, tekanan yang sama juga akan bekerja melawan dump valve dan spring. Bila aliran pompa sesuai dengan yang diperlukan oleh sistem, maka gaya tekan upstream yang bekerja pada dump valve lebih kecil dari gabungan gaya antara tekanan downstream dan spring, dump valve akan tetap menutup dan aliran oli dari pompa akan mengalir melewati orifice menuju sistem. Bila aliran oli lebih besar dari yang diharapkan, gaya dari tekanan upstream yang bekerja pada dump valve akan lebih besar dari tekanan downstream ditambah spring. Hal ini akan menyebabkan dump valve membuka dan mengalirkan kelebihan oli ke tangki.
2.      Pressure control valve, untuk mengatur tekanan dalam sirkuit atau system. Valve ini memiliki berbagai bentuk dan variasi walaupun demikian fungsinya tetap sama, yang termasuk dalam kelompok ini adalah ; Pressure relief valve, Sequence valve, Pressure reducing valve, Pressure diffrential valve dan unloading valve.
K. CYLINDER PARTS.

Fungsi utama system hydraulic untuk mengerakan implement seperti blade dan bucket, hal ini dimungkinkan dengan adanya cylinder yang merupakan linear actuator yang merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanis
Gambar 23-Double acting cylinder ; Rod(1), Cylinder tube(2), Cap eye(3), Rod eye(4), Cylinder head(5), Connection points(6), Piston(7), Piston nut(8).
-          Single acting cylinder, diberi tenaga hidraulis hanya untuk satu arah gerakan. Oli memasuki head end cylinder sehingga actuator akan memanjang (extend), sedangkan untuk memendekan (retract) actuator digunakan tenaga dari beban itu sendiri.
-          Double acting cylinder, dapat digerakan kedua arah berbeda. Tekanan oli masuk ke head end cylinder untuk memanjangkan cylinder, sedangkan untuk memendekan cylinder oli akan dikirim ke rod end cylinder.
L. PROSEDUR KESELAMATAN PADA HYDRAULIC.

Ada beberapa petunjuk umum yang harus dilaksanakan sebelum melakukan perbaikan / pengerjaan pada sistem hydraulic, antara lain :
1.      Matikan engine dan lakukan prosedur LOTO (Log Out Tag Out).
2.      Tahan atau turunkan implement dan ganjal rodanya atau tracknya.
3.      Hilangkan tekanan sistem hydraulic.
Ada beberapa prosedur mematikan engine yang harus diikuti saat mempersiapkan untuk perbaikan pada sistem hydraulic. Bila anda dilapangan, tempatkan machine pada permukaan tanah yang datar, jauh dari area kerja alat berat lain dan orang-orang.
Aktifkan parking brake, turunkan atau ganjal implement dan stabilizer, matikan engine dan kuncilah transmisi, buatlah tanda pada machine untuk memberitahukan pada orang lain bahwa machine tersebut sedang diperbaiki.
Prosedur menahan akan berbeda antara satu machine dengan lainnya, tergantung komponen mana yang akan diperbaiki. Implement harus ditahan dengan menggunakan kayu, pastikan penahannya cukup kuat untuk menahan beban dan dalam posisi yang aman. Beberapa machine dilengkapi dengan peralatan penahan khusus, contohnya ; pada wheel loader terdapat bracket khusus untuk menahan agar machine tidak berbelok.
Tekanan sistem harus diturunkan / dihilangkan sebelum perbaikan pada sistem hydraulic dilakukan. Oli hydraulic dapat menjadi peluru yang mematikan apabila suatu saluran hydraulic bocor.
Setelah perbaikan selesai dilakukan, ingatlah untuk menambahkan oli hydraulic bila diperlukan. Pasang tutup tangkinya, buka tanda pengaman (tag) dan operasikan machine untuk memastikan sistem telah kembali normal. 
























You Might Also Like

1 comment:

Google

Postingan Populer