Pengertian Hydraulic
HYDRAULIC
Hydraulic System adalah suatu system
yang memanfaatkan cairan berupa minyak / oli
yang bertekanan untuk menghasilkan gerakan, system hydraulic dapat kita
temui disekitar kita, contoh yang simple adalah system pengereman pada motor / mobil.
Pada dasarnya cara kerja system hydraulic adalah memanfaatkan tekanan minyak / oli untuk mendorong atau memindahkan
sesuatu dari satu point ke point yang lain, contoh sederhana pada system
pengereman mobil, pada saat pedal rem diinjak maka akan mendorong piston
didalam master cylinder atas dan bergerak menekan / mendorong minyak rem dan
minyak rem mendorong piston pada master cylinder rem bawah kemudian piston
mendorong kampas rem dan kampas rem bergerak kearah disc brake sampai disc
brake terjepit dan roda pada akhirnya berhenti.
Pada
saat ini system hydraulic sangat banyak digunakan, pada kendaraan besar seperti
dump truck yang memanfaatkan system hydraulic untuk mengerakan bak agar dapat
terangkat keatas dan juga pada alat-alat berat, pesawat terbang, lift untuk
pencuci mobil, dan masih banyak lagi.
System
hydraulic dapat dipakai untuk mengangkat beban-beban yang sangat berat, system hydraulic akan terus bekerja dengan
sempurna selama tidak ada udara yang terperangkap didalam system tersebut dan
juga tidak ada kebocoran-kebocoran dan bagian dalam system yang tersumbat.
Hydrostatic
system adalah system yang menggunakan pompa
hydraulic dan motor hydraulic untuk mengirim tenaga ke tempat yang jauh.
Hydraulic tidak bisa terlepas dari dunia
peralatan konstruksi, penanganan material dan juga alat-alat berat. Cylinder
pada alat berat dengan berbagai jenis dan ukuran sangat memberikan makna yang
sangat berarti pada buckets, blades, backhoe dan truck bed. Hydraulic motor
menggerakan track, wheel, carbody dan conveyor. Brake, steering, transmission,
suspension dan sebagian besar sistem pada kendaraan mengandalkan sistem
hydraulic untuk tenaga dan pengaturannya.
A. DASAR-DASAR HYDRAULIC.
1. SIFAT-SIFAT FLUIDA.
Sifat-sifat
dasar dari Zat Cair / Fluida antara lain adalah :
a.
Mudah
menyesuaikan bentuk, Zat Cair / Fluida dapat dengan mudah menyesuaikan bentuk
pada segala tempat (container). Mengacu pada gambar 1.
b. Zat Cair / Fluida tidak dapat dimampatkan.
c.
Zat
cair / Fluida mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
d. Zat cair / Fluida meneruskan tekanan ke
semua arah.
Gambar 1-Fluida yang menyesuaikan bentuk.
Dari sifat-sifat fluida tersebut maka
muncul hukum PASCAL, dan hukum ini akan banyak dipakai dalam suatu sistem
hydraulic.
Hukum Pascal
(1658)
"Jika suatu zat cair
dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah
atau berkurang kekuatannya".
Rumus hukum PASCAL : F = P x A (Kg)
Dimana : F = Force (gaya) Kg.
P = Pressure (tekanan) Kg / Cm2.
A = Area (luas penampang) Cm2.
2.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SISTEM HYDRAULIC
DIBANDINGKAN SISTEM MEKANIK.
Dalam sebuah sistem hydraulic akan didapat
keuntungan-keuntungan bila dibandingkan dengan sistem mekanik, antara lain :
- Pemindahan
gaya dan daya lebih besar.
- Pengaturan
arah, kecepatan dan tekanan dapat dilakukan dengan mudah, sehingga gerakan
bisa lebih teratur.
- Suatu
pembalikan arah dengan cepat dapat dilakukan dengan mudah.
- Pemindahan
gaya dapat dilakukan ke tempat yang jauh, yaitu dengan menghubungkannya
menggunakan pipa atau hose, tanpa mengganggu sistem lainnya.
- Penempatan
dan pengaturan komponen-komponen hydraulic lebih sederhana dan tidak
diperlukan tempat besar.
Sedangkan kerugian-kerugiannya adalah :
- Bagian-bagian
tertentu harus dibuat dengan sangat cermat.
- Karena
gesekan didalam saluran-saluran bisa menyebabkan oli panas dan ini akan
menyebabkan perubahan viskositas oli.
- Vibrasi / getaran dan penyusutan pipa-pipa dan hose karena tekanan dapat menyebabkan lepasnya sambungan-sambungan.
Secara garis besar, sistem hydraulic mempunyai
komponen-komponen utama, sebagai berikut :
- HYDRAULIC
TANK (TANGKI HYDRAULIC) adalah sebagai tempat penampungan oli dari sistem.
Selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli.
- HYDRAULIC
PUMP (POMPA HYDRAULIC) sebagai pemindah oli dari tangki kedalam sistem dan
bersama komponen lain menimbulkan hydraulic pressure (tenaga hydraulic).
- CONTROL
VALVE untuk mengarahkan jalannya oli ketempat yang diinginkan.
- ACTUATOR
sebagai pengubah tenaga hydraulic menjadi tenaga mekanik.
- MAIN
RELIEF VALVE untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam hydraulic
system, agar system sendiri tidak rusak akibat over pressure.
Selain itu juga diperlukan
filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram-gram agar tidak ikut
bersirkulasi kembali.
Dalam sebuah sistem hydraulic,
terjadi perubahan tenaga dari hydraulis menjadi mekanis. Sebelum dirubah
menjadi tenaga mekanis, besarnya aliran, arah aliran dan besarnya tekanan didalam sistem hydraulis harus diatur agar
didapatkan tenaga mekanis yang terkontrol arah geraknya, kecepatan geraknya
ataupun besar tenaganya.
Dari komponen-komponen utama
tersebut akan didapatkan suatu rangkaian hydraulic yang aliran olinya
terkendali.
4. SIRKUIT DASAR OPEN AND CLOSE CENTER.
Dalam
suatu system hydraulic, hubungan antar komponen-komponennya dibagi menjadi dua
macam system, yaitu system open centre dan system close centre.
Saat itu ada dua
jenis system hydraulic yang dikembangkan untuk dipakai diunit-unit alat berat.
A. OPEN CENTRE
SYSTEM.
Bila
control valve dalam keadaan netral, maka aliran oli disuplay oleh pompa
langsung dikembalikan ketangki hydraulic lagi. Pada saat itu flownya maximum
sedangkan pressurenya nol. Mengacu pada gambar 2.
Gambar 2-Gambar sirkuit dasar open centre system.
B. CLOSED CENTRE
SYSTEM.
Bila
control valve dalam keadaan netral, maka saluran dari pompa tertutup. Dengan
demikian maka tekanan antara pompa dan control valve akan naik sampai batas
tertentu, kemudian pompa berhenti mensuplay oli ke system. Jadi bila control
valve netral (tertutup ditengah) maka pompa akan netral (tidak mensuplay oli).
Dalam
hal ini bila control valve netral, maka pompa akan mensuplay oli sampai tekanan
naik pada batas yang sudah ditentukan, kemudian pressure tersebut dimanfaatkan
atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja system konstan.
Pada
keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan piston
bergerak sampai akhir langkah piston hydraulic cylinder. Dengan demikian maka
tekanan system akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan
maka suplay pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan
dalam system agar tetap pada tekanan maksimum system. Mengacu pada gambar 3.
Gambar 3-Sirkuit dasar close centre system.
5. OLI HYDRAULIC.
Oli yang digunakan adalah :
A. Engine oil (oli mesin)
B. Hydraulic oil (oli hydraulic)
A. Engine oil (oli mesin)
Oli mesin mempunyai viscosity (kekentalan)
yang dinyatakan dalam SAE (Society of Automotive Engineering), dimana makin
besar angkanya berarti oli mesin tersebut semakin kental. Contohnya ; SAE 10,
SAE 20, SAE 30, dll. Viscosity oli yang tinggi akan menghasilkan gerakan
implement (peralatan) menjadi seret dan membutuhkan tenaga tambahan untuk
menggerakannya. Sedangkan viscosity oli yang rendah akan mengurangi kemampuan
oli dalam melumasi yang akan menyebabkan kerusakan komponen dan juga
meningkatkan kemungkinan kebocoran pada sistem. Suhu juga mempengaruhi
viscosity oli, sehingga sangatlah penting untuk menggunakan oli dengan
viscositas yang tepat untuk machine disesuaikan dengan dimana machine itu
beroperasi.
Selain diklasifikasikan menurut
kekentalannya, oli mesin juga diklasifikasikan menurut penggunaan dan mutunya.
Klasifikasi ini dinyatakan dalam API (American Petroleom Institute), dimana
urutannya menggunakan abjad dari A, dst. Semakin mendekati A berarti oli
semakin baik, contoh :
Untuk
diesel engine digunakan kelas; CA, CB, CC, CD.
Untuk
gasoline engine digunakan kelas; SA, SB, SC, SD, SE, SF
B.
Hydraulic oil (oli hydraulic)
Pada oli hydraulic mempunyai kekentalan
dan klasifikasi sebagaimana oli mesin, hanya tidak dinyatakan dalam angka SAE
atau kode API service. Oli hydraulic mempunyai sifat-sifat :
1. Uncompressible (tidak mudah dimampatkan).
2. Fluidity (mudah mengalir).
3. Mempunyai sifat Fisika dan Kimia yang stabil.
4. Mempunyai sifat melumasi.
5. Mencegah terjadinya karat.
6. Mudah menyesuaikan dengan tempatnya.
7. Dapat memisahkan kotoran.
8. Mampu menyerap panas.
Kerusakan oli terjadi karena, antara lain :
a. Kontaminasi, kerusakan oli karena ada pengaruh
dari luar oli tersebut.
b. Deteriorasi, kerusakan karena pengaruh dari
dalam oli itu sendiri.
Terjadinya kerusakan pada kualitas oli akan
menyebabkan kerusakan pada komponen dan
sistem akan terganggu.
B. HYDRAULIC SYSTEM PARTS.
Komponen-komponen sistem hydraulic yang umum digunakan adalah :
- Fluida,
dalam hal ini oli.
- Tank.
- Filter.
- Pump.
- Control
valve.
- Actuator.
- Line.
- Relief
valve.
- Cooler.
- Fluida pada sistem hidraulic berfungsi untuk menyalurkan tenaga. Fluida digunakan karna sifat fluida yang tidak dapat dimampatkan (incompressible). Bila fluida dipompakan ke sistem maka gaya akan bekerja kesegala arah dengan sama besar. Fluida dapat menyesuaikan diri dengan tempat dimana ia tinggal maka fluida dapat mengalir ke segala arah dan kesaluran yang terbuka. Fluida yang digunakan umumnya adalah Oli. Mengacu pada gambar 5.
Gambar 5-Aliran fluida
2.Tank
berfungsi untuk :
- Menyimpan
oli.
- Mendinginkan
oli.
- Memisahkan
udara dengan oli.
3.Filter
berguna untuk menyaring oli,
untuk mencegah kerusakan komponen akibat oli yang kotor dan memastikan
sistem bekerja dengan benar. Lokasi dan jenis filter pada sistem hydraulic
bisa berbeda-beda. Mengacu pada gambar 7.
4. Pump akan merubah tenaga mekanis menjadi tenaga
hydraulis dalam bentuk aliran oli (flow). Prinsip operasinya disebut
”DISPLACEMENT” (volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle dari pump). Pump
digerakan oleh tenaga dari luar, misalnya engine.
Hydraulic Pump diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
·
Non
Positive Displacement (alirannya konstan tidak terpengaruh dengan adanya
pressure.
·
Positive
Displacement (alirannya sangat terpengaruh dengan adanya pressure), dibagi
menjadi dua kategori ; Gear pumps dan Piston pumps.
Hydraulic pump dibagi menjadi dua type,
yaitu :
·
Fixed
Displacement Pumps, setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang sama dan
tidak dapat dirubah-rubah.
·
Variable
Displacement Pump, volume yang dihasilkan setiap putaran pompa (cycle)
divariasikan.
Gear pump banyak digunakan pada sistem
karena sangat sederhana dan ekonomis. Pump ini tergolong pump fixed
displacement, gear pump digolongkan menjadi dua, yaitu :
·
Internal
gear pump atau trochoid pump, menggunakan dua gear dalam satu housing, gear
yang berukuran lebih kecil berada dalam gear yang berukuran besar, kedua gear
berputar bersamaan arahnya.
External gear pump, menggunakan
dua gear berukuran sama dalam satu housing, gear berputar berlawanan arah
sambil membawa fluida untuk dialirkan.
5. Hydraulic
control valve (katup pengontrol sistem hydraulic). Hydraulic pump
menghisap oli dari tangki kemudian mensupply, aliran yang dihasilkan oleh
positif displacement pump tersebut dinaikan tekanannya, diatur jumlah
alirannya dan diatur arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan
kerja unit. Pengaturan dilakukan oleh Control valve. Mengacu pada gambar
9. Berdasarkan fungsinya control valve diklasifikasikan, menjadi tiga
kelompok :
·
Pressure
control valve (katup pengontrol tekanan). Katup yang mengatur tekanan dalam
sirkuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan
pada sirkuit mencapai setting pressure.
·
Flow control valve (katup pengontrol aliran).
Katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang akan masuk ke actuator.
·
Directional control valve (katup pengontrol arah
aliran). Katup untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hydraulic atau motor
hydraulic dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
6. Actuator
digunakan untuk merubah tenaga
hydraulis kembali menjadi tenaga mekanis untuk menggerakan
perlengkapan kerja. Mengacu pada gambar 10. Ada dua jenis actuator yaitu :
·
Hydraulic
Cylinder, menghasilkan gerakan lurus, digunakan untuk menggerakan bucket,
blade, booms dan implement lainnya. Terdiri dari ; Single acting dan Double acting.
·
Hydraulic
motor, menghasilkan gerakan putar digunakan untuk pergerakan machine, steering
dan sistem lainnya.
7. Line (saluran oli) terdiri
dari hose dan tube / pipa digunakan untuk tempat
mengalirnya oli pada sistem. Hose bersifat fleksible, bisa menyerap
getaran, mengurangi kebisingan dan mudah dibengkokkan dan dihubungkan.
Sedangkan tube lebih kaku namun daya serap panasnya lebih baik
8. Relief valve atau
pressure control valve berfungsi untuk membatasi
tekanan pada sistem. Valve akan membuka saluran ke tangki apabila tekanan
dalam sistem melebihi tekanan yang sudah ditentukan sehingga tekanan dalam
sistem akan sesuai dengan yang diperlukan oleh sistem tersebut.
9. Cooler berfungsi untuk mendinginkan oli hydraulic. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan usia
pakai komponen.
Contoh system
hydarulic yang digunakan pada Track Loader. Mengacu pada gambar 14. Komponen
utamanya antara lain :
1. Cooler.
2. Pump.
3. Lift Cylinders.
4. Hydraulic tank.
5. Tilt cylinder.
6. Control valves
1. Cooler untuk membuang panas dari oli sebelum masuk ke tangki dari system. Udara
dari engine fan akan membantu mengeluarkan panas dari oli tersebut.
2. Pump akan mengalirkan oli dari tangki menuju control valve.
3.
Lift
Cylinders menerima oli dari control valve untuk menaikan atau menurunkan bucket.
4. Hydraulic tank berfungsi sebagai tempat penampungan oli. Tangki
dilengkapi dengan dua filter yang akan menyaring kotoran pada oli sebelum masuk
ke tangki.
5.
Tilt
cylinder menerima oli dari control valve untuk memposisikan bucket pada rack back dan dump.
6. Control valves memungkinkan operator untuk
menagatur lift dan tilt cylinder dengan
cara mengalirkan oli ke saluran yang benar. Oli kembali dari cylinder
melalui control valve dan cooler menuju tangki.
C. KONSEP PERUBAHAN TENAGA.
1. Gear Train, system hydraulic harus menerima tenaga dari suatu sumber tenaga
dan biasanya didapatkan dari tenaga mekanis putaran dari engine ataupun sumber
lainnya. Mengacu pada gambar 15.
2. Pump, pompa hydraulic merubah tenaga mekanis menjadi tenaga hydraulis berupa aliran oli.
3. Valves, mengatur perpindahan tenaga hydraulis melalui system dengan cara
mengatur jumlah dan arah aliran oli.
Actuator, merubah
kembali tenaga hydraulis menjadi tenaga mekanis, baik berupa gerakan lurus
ataupun gerakan memutar. Tenaga inilah yang dimanfaatkan untuk melakukan suatu
pekerjaan
D. PERHITUNGAN KINERJA SISTEM.
Kecepatan actuator adalah merupakan fungsi dari
(1) displacement / volume dan (2) flow rate / jumlah aliran oli dalam waktu
tertentu. Apabila kedalam dua buah cylinder dengan displacement yang berbeda
dialirkan oli dengan flow rate yang sama maka cylinder dengan displacement yang
lebih besar akan bergerak lebih lambat dibandingkan cylinder dengan
displacement yang lebih kecil. Bila flow rate / jumlah aliran dinaikan maka
kecepatan actuator juga akan meningkat
E. HYDRAULIC TANK.
Terdapat dua type tangki yang digunakan
pada sistem hydraulic, yaitu :
- Vented,
dimana udara dalam tangki
berhubungan dengan udara luar.
- Pressurized,
bertekanan yaitu tertutup dan tidak
langsung berhubungan dengan udara luar, mencegah kotoran dan
kelembaban agar tidak masuk tangki.
Tekanan dalam tangki yang didapat secara alamiah
seiring dengan kenaikan temperatur oli juga akan membantu mendorong oli masuk
ke pompa untuk mencegah kavitasi.
Komponen-komponen Tangki Hydraulic :
- Fill tube
assembly.
- Internal
filters.
- Sight
gauge.
- Return
line.
- Drain
plug.
- Pump
outlet.
- Baffle
plate.
- Breaker relief valve.
- Breather
F. ACCUMULATOR.
Accumulator adalah reservoir (tempat menampung) oli hydraulic
yang bertekanan tinggi. Mengacu pada gambar 19. Ada tiga type accumulator,
yaitu :
- Weighted.
- Spring.
- Gas charged.
Fungsi accumulator, oli
bertekanan yang disimpan accumulator memiliki fungsi sebagai berikut :
- Mengimbangi perubahan aliran oli.
- Mempertahankan tekanan oli agar konstan.
- Menyerap kejutan.
- Menyediakan oli bertekanan dan aliran oli dalam keadaan
darurat.
G. FILTER.
H. HYDRAULIC PUMP.
Pompa hydraulic berfungsi merubah tenaga mekanis menjadi tenaga
hidrolis dalam bentuk aliran oli, bila aliran oli ini dihambat maka akan
timbul tekanan. Walaupun pompa tidak langsung menghasilkan tekanan oli, pompa
dirancang untuk bertahan terhadap tekanan yang diperlukan oleh system, umumnya semakin tinggi tekanan suatu system maka pompanya
semakin kuat.
Ada
beberapa istilah yang digunakan untuk membahas berbagai type pompa
hydraulic :
-
Positive
displacement pump, mengacu pada pompa yang selalu
menghasilkan aliran selama bekerja, pompa jenis ini banyak digunakan pada
machine Caterpillar.
-
Fixed
displacement pump, pompa yang dapat menghasilkan
volume oli tetap untuk setiap putaran pompanya.
-
Variable
displacement pumps, volume olinya dapat
diatur sehingga jumlah alirannya dapat berbeda untuk setiap putaran pompa.
Bi-directional pumps, pompa yang dapat dibalik arah putarannya
-
Pressure
compensated pumps, merupakan variable displacement pumps yang dilengkapi dengan
alat pengatur yang dapat menyetel pump output untuk mempertahankan tekanan system sesuai dengan yang diperlukan.
Ada beberapa type pompa hydraulic, antara lain :
- Gear pump,
merupakan fixed positive displacement pump dengan desain yang sederhana dan kuat, menjadikan
pompa ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Cara kerjanya ; Drive
shaft memutar drive gear, menyebabkan idler gear ikut berputar. Oli yang
masuk melalui inlet port terjebak diantara gear dan housing akan terdorong
keluar melalui outlet port.
- Vane pump,
merupakan fixed positive displacement pump, pompa ini tidak tahan lama dan jalannya halus. Cara kerjanya ; Drive
shaft memutar rotor, oli memasuki ruang antara dua vane dan housing lalu
terdorong keluar melalui outlet port, vane pump terdiri dari cam ring,
vanes dan slotted rotor.
I. VALVE.
Semua system hydraulic menggunakan valve
untuk mengerakan cylinder dan motor serta untuk
mengatur tekanan dan aliran oli yang diperlukan system. Cara kerja valve ;
Tipe yang sederhana dari valve adalah common gate valve (kran). Jumlah aliran
diatur dengan cara memutar valve stem, valve ini juga akan merubah tekanan
dalam sistem, bila valve dibukanya sedikit maka aliran akan terhambat dan
menyebabkan perbedaan tekanan antara sebelum valve (upstream) dan setelah valve
(down stream) atau disebut juga dengan efek orifice.
J. CONTROL VALVE.
1. Directional control valve, berfungsi mengatur arah aliran oli. Contohnya ;
-
Selector
valve, mempunyai spool yang bergerak maju mundur didalam valve bore, bagian
spool yang berdiameter besar disebut land, yang akan menutup atau membuka
aliran oli. Pada beberapa spool terdapat throttling slot untuk mengalirkan oli secara bertahap menuju
system. Groove disekeliling land digunakan untuk tempat oli yang melumasi
spool.
-
Check
valve, dapat diklasifikasikan kedalam directional atau flow control valve.
Fungsi utamanya adalah untuk mengalirkan
oli hanya kesatu arah. Cara kerja ; Tekanan oli dari pompa akan mampu
menekan spring sehingga menyebabkan piston bergerak dan mengalirkan oli menuju
implement, tetapi apabila oli dengan tekanan yang sama besar dengan tekanan
pompa mengalir dari implement maka tekanan oli tersebut ditambah tekanan spring
akan menahan piston agar tetap menutup.
-
Make
up valve, sejenis check valve yang memungkinkan
oli mengalir dari tangki menuju actuator pada saat tekanan oli pada tangki
lebih besar dari tekanan pada actuator (terjadi kevakuman pada cylinder).
Cara kerja ; Make up valve terdiri dari check valve dan light spring, bila
tekanan oli dan mengalirkan oli ke sistem.
-
Quick
drop valve, lebih rumit dibanding make up valve digunakan pada track type
tractors menengah dan besar. Valve ini terletak antara cylinder dan implement
control valve dan normally closed, valve ini digunakan untuk mencegah agar tidak terjadi kavitasi pada
cylinder.
1. Flow control valve, mengatur jumlah aliran
oli yang akan memasuki system, sering digunakan untuk mengatur kecepatan gerak actuator atau untuk membagi aliran antara dua
sirkuit atau lebih. Cara kerja ; Besar aliran yang melewati valve
tergantung dari ukuran orifice, perubahan aliran yang melewati orifice akan
menghasilkan perubahan tekanan pada sisi upstream dari orofice, tekanan yang
sama juga akan bekerja melawan dump valve dan spring. Bila aliran pompa sesuai
dengan yang diperlukan oleh sistem, maka gaya tekan upstream yang bekerja pada
dump valve lebih kecil dari gabungan gaya antara tekanan downstream dan spring,
dump valve akan tetap menutup dan aliran oli dari pompa akan mengalir melewati
orifice menuju sistem. Bila aliran oli lebih besar dari yang diharapkan, gaya
dari tekanan upstream yang bekerja pada dump valve akan lebih besar dari
tekanan downstream ditambah spring. Hal ini akan menyebabkan dump valve membuka
dan mengalirkan kelebihan oli ke tangki.
2. Pressure control valve, untuk mengatur tekanan dalam sirkuit atau system.
Valve ini memiliki berbagai bentuk dan variasi walaupun demikian fungsinya
tetap sama, yang termasuk dalam kelompok ini adalah ; Pressure relief valve,
Sequence valve, Pressure reducing valve, Pressure diffrential valve dan
unloading valve.
K. CYLINDER PARTS.
Fungsi utama system hydraulic untuk mengerakan implement seperti blade dan
bucket, hal ini dimungkinkan dengan adanya cylinder yang merupakan linear
actuator yang merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanis
Gambar 23-Double
acting cylinder ; Rod(1), Cylinder tube(2), Cap eye(3), Rod eye(4), Cylinder
head(5), Connection points(6), Piston(7), Piston nut(8).
-
Single acting cylinder, diberi tenaga hidraulis hanya untuk satu arah gerakan. Oli
memasuki head end cylinder sehingga actuator akan memanjang (extend), sedangkan
untuk memendekan (retract) actuator digunakan tenaga dari beban itu sendiri.
-
Double acting cylinder, dapat digerakan kedua arah berbeda. Tekanan oli masuk ke head end
cylinder untuk memanjangkan cylinder, sedangkan untuk memendekan cylinder oli
akan dikirim ke rod end cylinder.
L. PROSEDUR KESELAMATAN PADA HYDRAULIC.
Ada beberapa petunjuk umum yang harus
dilaksanakan sebelum melakukan perbaikan / pengerjaan pada sistem hydraulic,
antara lain :
1.
Matikan engine dan lakukan prosedur LOTO
(Log Out Tag Out).
2.
Tahan atau turunkan implement dan ganjal
rodanya atau tracknya.
3.
Hilangkan tekanan sistem hydraulic.
Ada beberapa prosedur mematikan engine yang harus diikuti saat mempersiapkan untuk
perbaikan pada sistem hydraulic. Bila anda dilapangan, tempatkan machine pada
permukaan tanah yang datar, jauh dari area kerja alat berat lain dan
orang-orang.
Aktifkan parking brake, turunkan atau
ganjal implement dan stabilizer, matikan engine dan kuncilah transmisi, buatlah
tanda pada machine untuk memberitahukan
pada orang lain bahwa machine tersebut sedang diperbaiki.
Prosedur menahan akan berbeda antara satu
machine dengan lainnya, tergantung komponen mana yang akan diperbaiki.
Implement harus ditahan dengan menggunakan kayu, pastikan penahannya cukup kuat untuk menahan beban dan dalam posisi
yang aman. Beberapa machine dilengkapi dengan peralatan penahan khusus,
contohnya ; pada wheel loader terdapat bracket khusus untuk menahan agar
machine tidak berbelok.
Tekanan sistem harus diturunkan /
dihilangkan sebelum perbaikan pada sistem hydraulic dilakukan. Oli hydraulic dapat menjadi peluru yang
mematikan apabila suatu saluran hydraulic bocor.
Setelah perbaikan selesai dilakukan, ingatlah
untuk menambahkan oli hydraulic bila
diperlukan. Pasang tutup tangkinya, buka tanda pengaman (tag) dan
operasikan machine untuk memastikan sistem telah kembali normal.
Thanks
ReplyDelete